Jumat, 14 Oktober 2016

add Network on openstack


Membuat Network merupakan bagian yang cukup penting untuk menghubungkan antara instance (vm) dengan virtual router.
pada pembuatan network ini, saya membuat di single node vm (AIO vm) yang di install menggunakan devstack.

tutorialnya sebagai berikut :

pilih Project > network > networks

secara default, sudah ada network public yang terhubung dengan internet, tugas kita adalah membuat jaringan baru untuk menghubungkan instance dengan jaringan publik.

setelah itu, pada tab network, isikan network name nya sesuai dengan nama yang di inginkan, kemudian pilih admin statenya menjadi up agar ketika network di create langsung up, dan pilih cek create subnet.

setelah itu pada bagian tab subnet, masukan nama subnetnya kemudian pilih sumber network addressnya secara manual atau sudah didefinisikan sebelumnya menggunakan pools, pada kasus ini mengunakan manual setelah itu masukan network addressnya (50.50.50.0/24) dengan IPv4.

kemudian pada tab subnet details, cek enable DHCP dengan alokasi pools (disesuaikan sendiri sesuai kebutuhan) 50.50.50.1,50.50.50.200 . namun jika anda ingin menambahkan dns , host router bisa langsung di masukan.



sekian


referensi:
routecloud.net
Share:

Konfigurasi NTP Server on Ubuntu

NTP SERVER (Network Time Protocol)

NTP Server adalah protokol jaringan yang berfungsi untuk singkronisasi waktu antar
komputer yang berada dalam jaringan. Disini kita dapat menggunakan banyak sekali paket-paket untuk konfigurasi NTP diantaranya adalah ntp atau chrony.

langkah konfigurasinya sebagai berikut :
Install ntp terlebih dahulu, disini saya menggunakan ntp untuk paket instalasinya.

ilham@ubuntu:~$ sudo apt-get install ntp

Setelah itu anda bisa mengecek ntp server ingin digunakan di http://www.pool.ntp.org/zone/id. Setelah anda melihat ntp pool yang tersedia lakukan konfigurasi pada  /etc/ntp.conf :

ilham@ubuntu:~$ sudo nano /etc/ntp.conf


berikan tanda pagar pada pool yang ada dan tambahkan server yang ada pada http://www.pool.ntp.org/zone/id. tadi, dan jangan lupa tambahkan restrict ip_server mask mask_server nomodift notrap untuk memberi batasan network yang diizinkan mengakses ntp tersebut.

restart paket ntp

ilham@ubuntu:~$ sudo /etc/init.d/ntp restart

Untuk cek apakah ntp kita sudah berhasil maka lakukan perintah berikut 

ilham@ubuntu:~$ ntpq -p


Mengecek NTP Client
Setelah itu singkonkan ntp pada client, saya contohkan disini menggunakan windows. Masuk ke Control Panel > Date and Time > Internet Time lalu masukkan ip_server anda.




sekian
sumber gambar:
masyan.web.id
Share:

Kamis, 13 Oktober 2016

Install Openstack Liberty via Devstack

Dalam menginstall Openstack ada beberapa pilihan di antaranya :

> AIO VM (All in One VM / Single Node) untuk mencoba itu kita hanya membutuhkan satu node saja. Namun biasanya teknik ini hanya untuk uji coba saja sebagai pengenalan openstack, dari segi fiturnya.
> Multi Node biasanya teknik minimal menggunakan dua VM (controller dan compute) untuk menjalankan service minimal di openstack. Untuk membuat production cloud datacenter biasanya mengunakan teknik ini, karena sangat scalable, ketika ingin menambah nodenya.

Devstack adalah script yang digunakan untuk menginstall openstack secara otomatis. tapi ingat ini tidak di recomendasikan untuk server production, karena banyak eror/bug pada instalasi openstack via Devstack ini dan untuk diskusi atau tanya-tanya di forum pun sangat sepi.
untuk menginstall openstack, saya menggunakan ubuntu 14.04 , namun bisa juga di install pada beberapa OS yang sudah compatible dengan openstack seperti centOS, mirantis, openSUSE, dan Redhat.

untuk spesifikasi minimal dalam menginstall openstack liberty ini, berikut speknya :
> RAM 8GB
> Harddisk 40GB (pada mesin virtual kapasitas harddisknya di buat 40GB)

First, konfigurasi network interface (buat IP static)
========================================================================
root@ubuntu:~# nano /etc/network/interfaces

# The loopback network interface
auto lo
iface lo inet loopback

auto eth0
iface eth0 inet static
        address 10.10.10.1
        netmask 255.255.255.0
        gateway 10.10.10.2
        dns-nameserver 8.8.8.8
========================================================================
then, restart network nya
========================================================================
root@ubuntu:~# /etc/init.d/networking restart
========================================================================
tambahkan user stack
========================================================================
root@ubuntu:~# adduser stack
ubah password jika perlu
root@ubuntu:~# sudo passwd stack
========================================================================
install paket git, tujuannya untuk mengclone devstack dari github
========================================================================
root@ubuntu:~# sudo apt-get install git
========================================================================
setelah install git itu, kita harus mengclone dari githubnya desvstack
========================================================================
root@ubuntu:~# git clone http://github.com/openstack-dev/devstack
========================================================================
tunggu, beberapa menit untuk clone githubnya, setelah selesai clone githubnya. kita harus memberikan hak akses ke user stack, mengunakan script dibawah ini.
========================================================================
root@ubuntu:~# devstack/tools/create-stack-user.sh; su stack
========================================================================
Setelah itu pindah ke direktori /home/stack
========================================================================
root@ubuntu:~# cd /home/stack/
========================================================================
setelah masuk ke folder /home/stack/ maka setelah itu kita harus clone github devstacknya.
========================================================================
root@ubuntu:~# git clone http://github.com/openstack-dev/devstack
========================================================================
setelah selesai clone devstack, maka langkah selanjutnya adalah login dengan user stack, kemudian masuk ke dikrektori devstack, setelah itu kita harus menambahkan file local.conf, untuk meng-otomatisasi passwordnya
========================================================================
root@ubuntu:~#su stack
stack@ubuntu:~#cd devstack/
stack@ubuntu:~/devstack$ nano local.conf

[[local|localrc]]
ADMIN_PASSWORD=secret
DATABASE_PASSWORD=$ADMIN_PASSWORD
RABBIT_PASSWORD=$ADMIN_PASSWORD
SERVICE_PASSWORD=$ADMIN_PASSWORD
========================================================================
dalam mendeploy openstack mengunakan ssh, ada kalanya mengunakan ssh itu bisa bermasalah jika, jika koneksi terputus atau tiba-tiba sshnya close. namun ada solusi menggunakan peritah screen.
========================================================================
screen -dmS devstack
screen -x devstack
========================================================================
setelah itu login dengan user stack lalu pindah ke direktori devstack
========================================================================
root@ubuntu:/home/ilham# su stack
stack@ubuntu:/home/ilham$ cd /home/stack/devstack/
========================================================================
setelah settingan diatas sudah diatur semua, maka tiba saatnya untuk menjalakan file stack.sh
pastikan koneksi internet lancar dan stabil, karena bila putus internetnya bisa saja terjadi eror pada filenya
========================================================================
./stack.sh
========================================================================
Jika sudah selesai maka akan muncul tampilan pada terminal seperti berikut

langsung saja, kita coba buka openstacknya melalui dashboard, dengan mengakses ip address openstacknya.


-------------------------------------------------------note--------------------------------------------------------------
Jika anda mengalami putus koneksi saat instalasi kemungkinan jika diteruskan nanti akan error pada filenya, ulangi ./stack.sh tapi lakukan perintah ini terlebih dahulu
./clean.sh
rm -rf /opt/stack  ================> hapus direktori opt/stack untuk memastikan file ataupun settingan benar-benar sudah bersih.



sekian
Share:

Rabu, 12 Oktober 2016

Kenalan dengan Openstack

Openstack?

Sebelum masuk lebih dalam lagi, kita harus tau apa sebenarnya openstack itu. Openstack adalah suatu project yang dikembangakan oleh Nasa dan Rackspace serta memiliki beberapa sub project seperti nova, neutron, cinder. 
Sejarah singkatnya begini,
Pada awal nya Nasa ingin mengembangan system control remot server untuk beberapa server yang dimilikinya. Sedangkan disisi lain perusahaan Rackspace lagi mengembangkan produk cloud tersebut tetapi butuh biaya yang banyak untuk pengembangan dan penelitian produknya. Sampai akhirnya kedua perusahaan ini bergabung dan sepakat membuat Openstack. Pada awal peluncurannya Openstack memiliki nama Nebula.
Project
Openstack adalah sistem operasi cloud computing yang bersifat open source, yang mendukung semua jenis cloud environments. sebagian besar openstack digunakan untuk pada infrastructure as a services (IAAS). sub project pada openstack memiliki tugas masing-masing yang saling terintegrasi seperti mengelola sumber daya network, storage dsb dalam sebuah fasilitas datacenter (pusat data). Admin atau penguna (user biasa) dapat mengendalikan dan melakukan provisoning atas sumber daya yang dimiliki melalui dashboard atau melalui API standar yang sudah disediakan oleh openstack.

Release History

Arsitektur Openstack
Horizon (Dashboard) : Horizon adalah istilah developer openstack untuk web-based interfaces yang digunakan untuk manajemen service di dalam openstack. Meski di dunia real memanage dengan command line jauh lebih powerful, namun dengan adanya horizon maka memungkinkan kamu memanage openstack dengan "graphical user interfaces" dan membuat openstack jauh lebih bersahabat. Biasanya administrator menggunakan horizon untuk membuat instance(vm), manajemen network (nova/neutron), setting tenant(projects), access control, dsb.

Keystone (Identity) : Keystone ini seperti kerberos kalo di LDAP, fungsinya adalah untuk centralized identity service dan Authorization Services. Keystone juga berfungsi untuk autentikasi username dan password credentials untuk user yang autentikasi ke cloud ato via horizon contohnya, keystone juga memberikan token atau istilahnya token-based systems untuk setiap user yang melakukan autentikasi. Singkatnya keystone itu bertindak sebagai SSO (Single-Sign On) authentication services untuk user dan komponen lainnya di openstack.

Neutron (Networking) : Neutron adalah salah satu komponen penting dalam openstack, neutron berfungsi untuk menghubungkan Instances(vm) ke dunia real. Singkatnya neutron adalah services yang menghandel dan memanage virtual networking infrastructure di dalam platform openstack cloud. Apa saja elemen-elemen tersebut? Elemen tersebut yaitu networks, subnets, dan routers. Beberapa advanced fitur seperti firewall dan VPN juga menggunakan services neutron.

Cinder (Block Storage) : Cinder adalah services yang memanage volume storage untuk virtual machine. Jadi apabila kita berbicara mengenai block storage di openstack maka hal itu erat kaitannya dengan cinder.

Nova (Compute) : Nova dan neutron serupa tapi fungsinya berbeda, nova merupakan service yang memanage network virtual machine yang berjalan di compute nodes. Nova juga berfungsi sebagai distributed components yang berinteraksi dengan keystone untuk autentikasi, glances untuk menampung images, dan komunikasi dengan horizon web interfaces. Hal yang paling penting kita ketahui adalah services nova compute menggunakan libvirtd, qemu, dan kvm sebagai hypervisornya.

Glance (Image) : Glance adalah sebuah services yang bertugas sebagai registry atau penampung virtual machines images. Dengan adanya glance maka memungkinkan user untuk mencopy images tersebut menjadi sebuah instances (virtual machine) dengan lebih cepat karna services glance menjadikan virtual machines images tersebut sebagai template yang disimpan di dalam storage.

Swift (Object Storage) : Swift merupakan sebuah services yang memungkinkan sebuah block storage diubah menjadi object storage dan dengan adanya object storage maka user dapat melakukan store dan retrieve files dari object storage tsb. Swift merupakan salah satu fitur powerful menurut kami sebab arsitekturnya distributed, scaleable (mudah di expand) dan bisa dibuat redudancy,

Ceilometer (Metering) : Ceilometer erat kaitannya dengan monitoring resources di openstack itu sendiri, ceilometer mencentralized sources untuk memonitor dan metering data. Dengan adanya ceilometer maka administrator dapat mengukur penggunaan user dan membuat bill untuk tiap2 openstack users.


Heat (Orchestration) : Heat adalah sebuat services yang digunakan untuk menyusun/mengkolaborasi multiple composite aplikasi cloud menggunakan AWS menggunakan REST (Representational State Transfer) API dan CloudFormation-Compatible Query API. Software ini mengintegrasikan komponen lainnya dari openstack ke dalam sebuah one-file template. Dari template tersebut memungkinkan pembuatan hampir semua openstack resource type seperti : Instances, Floating, IPs, Volumes, Security Groups, Users, dan juga advanced fungsionality seperti High Availability, instance autoscaling, dan nested stacks.


sekian

Referensi :
https://en.wikipedia.org/wiki/OpenStack
https://releases.openstack.org/
http://blog.cloudkilat.com/read/mengetahui-cloud-orchestration
https://eueung.gitbooks.io/buku-komunitas-sdn-rg/content/pengantar_openstack/README.html
http://www.itfreelanceindo.com/readnews/136/Mengenal-Arsitektur-dan-Terminologi-Openstack.html
https://www.routecloud.net/blog/sejarah-dan-arsitektur-openstack/
http://masyan.web.id/berita-169-pengantar-openstack.html
Share:

Selasa, 11 Oktober 2016

Scheduling Back Up on Proxmox VE

Scheduling Backup

Sebagai orang yang bergelut dengan server baik itu sekedar untuk belajar maupun untuk suatu profesi, kita mesti butuh melakukan back up data. nah maka dari itu kita butuh penjadwalan back up, agar suatu saat kita lagi tidak berada di depan server, server bisa melakukan backup dengan sendirinya karena sudah di jadwal.
untuk tutorial kali ini kita akan melakukan scheduling backup pada Proxmox VE, berikut langkah-langkahnya :


- Storage : penyimpanan yang akan di backup, pilih local
- Day of week : bisa memilih lebih dari satu, di sini saya setting Saturday
- Start Time : mulainya waktu untuk backup, pilih jam ketika user sedikit menggunakan service server kita. ya pada jam-jam istirahat biasanya.
- Selection mode : ada tiga pilihan, di sini saya memilih Include selected VMs
- Send email to : masukan email yang authentic
- Email notification : pilih Always
- Compression : ada dua pilihan, ada LZO dan GZIP, pilih sesuai kebutuhan.
- Mode : ada tiga option, di sini saya memilih Snapshot karena server dapat melakukan backup tanpa harus mati komputer fisiknya, tapi Snapshot ini mode nya dalam bentuk checkpoint.
- Klik create untuk membuat.


Share:

Create VM & CT on Proxmox VE


Sebelum membuat VM dan CT, mimin kasih tau ni apa itu VM dan apa itu CT.

> Virtual machine adalah sebuah software yang mempunyai kemampuan untuk membuat komputer virtual yang mempunyai kemampuan sama seperti komputer asli tergantung spesifikasi yang kamu atur dari software virtual machine itu sendiri. Secara singkat, kamu dapat membuat komputer di dalam komputer menggunakan software virtual machine.

> Container Template adalah hampir sama dengan VM tetapi hanya saja Container Template tidak ada tahap instalasi seperti VM, ya bisa di bilang seperti mini OS menurut saya.

Sebelum melakukan Create VM atau Create CT hendaknya kita upload file ISO/tempate ke Proxmox kita, pilih Datacenter > node kita > local > Contents > Upload.


Lalu jika anda ingin mengupload ISO image pilih ISO Image > Select File (cari file image anda di pc masing-masing) > upload
Lalu jika anda ingin mengupload Container template pilih Container template > Select File (cari file image anda di pc masing-masing) > upload

Create VM
Pada tab general isikan VM ID & Name

Pada menu OS pilih Other OS types karena kita akan melakukan menggunakan file ISO yang kita upload tadi.

Pada menu CD/DVD pilih image file yang tadi kita upload

Untuk Hard Disk pilih size sesuai kebutuhan kita dan Bus/Device pilih IDE agar lebih fleksibel jika dipindah VM.

Untuk CPU pilh Sockets dan Core yang ada butuhkan

Untuk memory beri sesuai kebutuhan

Untuk network nya bisa pilih NAT ataupun Bridge sesuai kebutuhan

Tampilan konfirmasi dari konfigurasi tadi, dapat kita cek lebih lanjut jika kurang sesuai bisa dirubah lagi.

Pada tab general masukan VM ID , Hostname dan password

Pada menu template pilih template yang sudah diupload tadi

Pada menu root disk pilih Disk size dan sesuaikan dengan kapasitas yang anda butuhkan

Pada menu CPU setting CPU limit dan CPU units sesuai kebutuhan

Pada menu memory atur memory dan swap yang anda butuhkan

 Pada menu network pilih menu bridge dan ethernet yang akan digunakan

Pada menu DNS, jika anda memiliki DNS yang ingin digunakan silahkan isikan disini, jika tidak silahkan dikosongkan saja

Tampilan konfirmasi dari konfigurasi tadi, dapat kita cek lebih lanjut jika kurang sesuai bisa dirubah lagi.



sekian
Share:

Konfigurasi Network Proxmox VE pada Container Template


Menambahkan vmbr1
Pilih node (hamstr) > System > Network > Create > Linux Bridge > Add Name, IP Address dan Subnetmask


lalu setting network node (vm proxmox pada virtualbox)
========================================================================
root@hamstr:~# nano /etc/network/interfaces
========================================================================

Setelah itu buka Container yang sudah dibuat lalu cek interface yang telag kita buat tadi

jika reply berarti sudah berhasil


sekian
Share:
Diberdayakan oleh Blogger.

Pageviews